Selasa, 28 November 2017

Sistem Informasi Psikologi

Nama Kelompok :
Agva Eko (10514523)
Elwas Prasetyo (13514540)
Muhammad Rizky Karim (17514530)
Salman Alfarizi (1954950)

Information System Development


Mencuci Sepatu Olahraga






















Investigation     : Melihat informasi cara mencuci sepatu olahraga dari internet browsing.

Analysis
-          Kelebihan      : Informasi akan lebih mudah karena hanya perlu search di internet ketik “cara mencuci sepatu olahraga” kemudian akan muncul berbagai informasi cara mencuci sepatu olahraga.
-          Kekurangan  : Respon akan lebih lama karena jika jaringan internet dalam kondisi yang lambat atau ­error dalam koneksi jaringan internet.

Design               : Mengakses internet, kemudian search dan ketik “cara mencuci sepatu olahraga”.

Implementation : Bagi yang sudah menemukan informasi cara mencuci sepatu olahraga, perlu dicoba untuk mencuci sesuai dengan informasi yang didapatkan dari internet, kemudian jika sudah dicoba sepatu akan bersih, dan bisa dipakai kembali dalam beraktivitas sehari-hari. 

Senin, 30 Oktober 2017

Sistem Informasi Psikologi

Tugas II Sistem Informasi Psikologi Softskill

Nama Anggota :
Agva Eko (10514523)
Elwas Prasetyo (13514540)
Muhammad Rizky Karim (17514530)
Salman Alfarizi (19514950)
“Sistem dalam Psikologi”
System
Elements
Goal
Input
Processing
Output
Mencuci sepatu olahraga
Baking soda, deterjen, air, sikat yang lembut.
Campurkan sedikit baking soda dengan 1/2 sendok makan, deterjen dan beri air secukupnya. Oleskan campuran tersebut pada bagian dalam sepatu, kemudian basahi sepatu dan mulailah menyikat pada bagian luar sepatu dan beri penekanan saat menyikat kemudian siramlah dan sepatu siap dijemur langsung dibawah sinar matahari.
Sepatu olahraga bersih
Sepatu olahraga tersebut bisa dipakai kembali oleh individu dalam beraktivitas sehari-hari.


Sabtu, 30 September 2017

SISTEM INFORMASI PSIKOLOGI

Nama: Salman Alfarizi
NPM: 19514950
KELAS: 4PA19


Nama Anggota :
Agva Eko (10514523)
Elwas Prasetyo (13514540)
Muhammad Rizky Karim (17514530)
Salman Alfarizi (19514950)

Tanggal post: 30-09-2017

A. DEFINISI SISTEM
Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran tertentu.
Sistem berasal dari bahasa Latin (systēma) dan bahasa Yunani (sustēma) adalah suatu kesatuan yang terdiri komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi atau energi. Istilah ini sering dipergunakan untuk menggambarkan suatu set entitas yang berinteraksi, di mana suatu model matematika seringkali bisa dibuat.
Sistem merupakan sekumpulan elemen yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi dalam melakukan kegiatan bersama untuk mencapai suatu tujuan.

Pengertian sistem menurut sejumlah para ahli:
1. Ludwig Von Bartalanfy
Sistem merupakan seperangkat unsur yang saling terikat dalam suatuantar relasi diantara unsur-unsur tersebut dengan lingkungan.
2. Anatol Raporot
Sistem adalah suatu kumpulan kesatuan dan perangkat hubungan satu sama lain.
3. L. Ackof
Sistem adalah setiap kesatuan secara konseptual atau fisik yangterdiri dari bagian-bagian dalam keadaan saling tergantung satu sama lainnya.
4. L. James Havery
Menurutnya sistem adalah prosedur logis dan rasional untuk merancang suatu rangkaian komponen yang berhubungan satu dengan yang lainnya dengan maksud untuk berfungsi sebagai suatu kesatuan dalam usaha mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan.
5. Edgar F Huse dan James L. Bowdict
Menurutnya sistem adalah suatu seri atau rangkaian bagian-bagian yang saling berhubungan dan bergantung sedemikian rupa sehingga interaksi dan saling pengaruh dari satu bagian akan mempengaruhi keseluruhan.
6. Jerry Fith Gerald
Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau menyelesaikan suatu sasaran tertentu (Agungsr, 2011). Sistem adalah kumpulan komponen/variabel yang terorganisir, saling berinteraksi, saling bergantung, dan terintegrasi (Sukamto, 2011).
7. David Easton
Sistem adalah suatu model yang menjelaskan hubungan tertentu antara sub-sub sistem dengan sistem sebagai suatu unit (yang bisa saja berupa suatu masyarakat, serikat buruh, organisasi pemerintah).

Sistem menurut Michael Rush dan Philip Althoff menyatakan bahwa gejala sosial merupakan bagian dari politik tingkah laku yang konsisten, internal dan reguler dan dapat dilihat serta dibedakan, karena itu kita bisa menyebutnya sebagai: sistem sosial, sistem politik dan sejumlah sub-sub sistem yang saling bergantung seperti ekonomi dan politik. Sebenarnya tiap-tiap sistem yang ada dalam masyarakat itu tidak otonom atau tertutup tetapi terbuka, dalam arti suatu sistem akan dipengaruhi oleh sistem yang lain. Setiap sistem akan menerima input dari sistem lainnya dan sistem akan memproses input tersebut dalam bentuk output bagi sistem lainnya.
Secara fisik, sistem adalah sekumpulan dari unsur / elemen yang berinteraksi dan bekerja bersama-sama untuk mencapai tujuan yang ditetapkan, sebagai contoh : sistem tatasurya, sistem pencernaan, sistem transportasi, sistem komputerisasi, sistem informasi
Secara fungsi, sistem adalah jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang berupa urutan kegiatan yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu, contoh: sistem peminjaman buku, sistem penjualan, sistem marketing, sistem belajar.

Karakteristik Sistem:
a. Memiliki komponen
Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen-komponen sistem dapat berupa suatu subsistem atau bagian-bagian dari sistem. Setiap sistem tidak perduli betapapun kecilnya, selalu mengandung komponen-komponen atau subsistem-subsistem. Setiap subsistem mempunyai sifat-sifat dari sistem untuk menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan. Suatu sistem dapat mempunyai suatu sistem yang lebih besar yang disebut supra sistem, misalnya suatu perusahaan dapat disebut dengan suatu sistem dan industri yang merupakan sistem yang lebih besar dapat disebut dengan supra sistem. Kalau dipandang industri sebagai suatu sistem, maka perusahaan dapat disebut sebagai subsistem. Demikian juga bila perusahaan dipandang sebagai suatu sistem, maka sistem akuntansi adalah subsistemnya.
b. Batas sistem (boundary)
Batas sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batas sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai suatu kesatuan. Batas suatu sistem menunjukkan ruang lingkup (scope) dari sistem tersebut.
c. Lingkungan luar sistem (environment)
Adalah apapun di luar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem.
d. Penghubung sistem (interface)
Merupakan media penghubung antara satu subsistem dengan subsistem yang lainnya.
e. Masukan sistem (input)
Merupakan energi yang dimasukkan ke dalam sistem. Masukan dapat berupa masukan perawatan (maintenance input) dan masukan sinyal (signal input). Maintenance input adalah energi yang dimasukkan supaya sistem tersebut dapat beroperasi. Signal input adalah energi yang diproses untuk didapatkan keluaran. Sebagai contoh didalam sistem komputer, program adalah maintanance input yang digunakan untuk mengoperasikan
komputernya dan data adalah signal input untuk diolah menjadi informasi.
f. Keluaran sistem (Output)
Merupakan hasil dari energi yang diolah oleh sistem.
g. Pengolah sistem (Process)
Merupakan bagian yang memproses masukan untuk menjadi keluaran yang diinginkan.
h. Sasaran sistem
Kalau sistem tidak mempunyai sasaran, maka operasi sistem tidak akan ada gunanya.

Pada prinsipnya, setiap sistem selalu terdiri atas empat elemen:
a) Objek, yang dapat berupa bagian, elemen, ataupun variabel. Ia dapat benda fisik, abstrak, ataupun keduanya sekaligus; tergantung kepada sifat sistem tersebut.
b) Atribut, yang menentukan kualitas atau sifat kepemilikan sistem dan objeknya.
c) Hubungan internal, di antara objek-objek di dalamnya.
d) Lingkungan, tempat di mana sistem berada.

B. DEFINISI INFORMASI
Informasi adalah hasil dari data yang diolah sehingga dapat memberikan manfaat yang lebih berguna bagi yang menerimanya. Informasi adalah pesan (ucapan atau ekspresi) atau kumpulan pesan yang terdiri dari order sekuens dari simbol, atau makna yang dapat ditafsirkan dari pesan atau kumpulan pesan. Informasi dapat direkam atau ditransmisikan. Hal ini dapat dicatat sebagai tanda-tanda, atau sebagai sinyal berdasarkan gelombang. Informasi adalah jenis acara yang mempengaruhi suatu negara dari sistem dinamis. Para konsep memiliki banyak arti lain dalam konteks yang berbeda. Informasi bisa di katakan sebagai pengetahuan yang didapatkan dari pembelajaran, pengalaman, atau instruksi. Namun demikian, istilah ini memiliki banyak arti bergantung pada konteksnya, dan secara umum berhubungan erat dengan konsep seperti arti, pengetahuan, negentropy, persepsi, stimulus, komunikasi, kebenaran, representasi, dan rangsangan mental.

Dalam beberapa hal pengetahuan tentang peristiwa-peristiwa tertentu atau situasi yang telah dikumpulkan atau diterima melalui proses komunikasi, pengumpulan intelejen, ataupun didapatkan dari berita juga dinamakan informasi. Informasi yang berupa koleksi data dan fakta seringkali dinamakan informasi statistik.
Dalam bidang ilmu komputer, informasi adalah data yang disimpan, diproses, atau ditransmisikan. Penelitian ini memfokuskan pada definisi informasi sebagai pengetahuan yang didapatkan dari pembelajaran, pengalaman, atau instruksi dan alirannya.
Informasi adalah data yang telah diproses menjadi sesuatu yang berguna (Sukamto, 2011). Sementara menurut Agungsr (2011), informasi adalah data yang telah diproses menjadi bentuk yang memiliki arti bagi penerima dan dapat berupa fakta, suatu nilai yang bermanfaat.
Informasi adalah data yang diolah dan dibentuk menjadi lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya. Informasi merupakan pengumpulan dan pengolahan data untuk memberikan keterangan atau pengetahuan. Maka dengan demikian sumber informasi adalah data. Data adalah kesatuan yang menggambarkan suatu kejadian atau kesatuan nyata.

Kualitas Informasi (Agungsr, 2011) tergantung dari tiga hal:
1. Akurat, berarti informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak bias atau menyesatkan. Akurat juga berarti informasi harus jelas mencerminkan maksudnya.
2. Tepat pada waktunya, berarti informasi yang datang pada penerima tidak boleh terlambat.
3. Relevan, berarti informasi tersebut menpunyai manfaat untuk pemakainya. Relevansi informasi untuk tiap-tiap orang satu dengan yang lainnya berbeda.

Data berupa catatan historis yang dicatat dan diarsipkan tanpa maksud dan segera diambil kembali untuk pengambilan keputusan. Data yang telah diletakkan dalam konteks yang lebih berarti dan berguna yang dikomunikasikan kepada penerima untuk digunakan di dalam pembuatan keputusan disebut informasi (Suyanto, 2000: 6).
Menurut Davis dalam Abdul Kadir (2003: 28) Informasi adalah data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat bagi pengambilan keputusan saat ini atau saat mendatang.
Informasi merupakan kumpulan data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerima (Andri Kristanto, 2003: 6).
Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya (Jogiyanto, 1990: 8).
Menurut Kenneth C. Laudon informasi adalah data yang sudah dibentuk ke dalam sebuah formulir bentuk yang bermanfaat dan dapat digunakan untuk manusia.
Menurut Kusrini informasi adalah data yang sudah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi pengguna, yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan saat ni atau mendukung sumber informasi.

Secara umum informasi dapat didefinisikan sebagai hasil dari pengolahan data dalam suatu bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi penerimanya yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian yang nyata yang digunakan untuk pengambilan keputusan. Informasi merupakan data yang telah diklasifikasikan atau diolah atau diinterpretasi untuk digunakan dalam proses pengabilan keputusan.

C. SISTEM INFORMASI
Sistem informasi adalah suatu sistem dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung fungsi operasi organisasi yang bersifat manajerial dengan kegiatan strategi dari suatu organisasi untuk dapat menyediakan kepada pihak luar tertentu dengan informasi yang diperlukan untuk pengambilan keputusan.
Sistem informasi dalam suatu organisasi dapat dikatakan sebagai suatu sistem yang menyediakan informasi bagi semua tingkatan dalam organisasi tersebut kapan saja diperlukan. Sistem ini menyimpan, mengambil, mengubah, mengolah dan mengkomunikasikan informasi yang diterima dengan menggunakan sistem informasi atau peralatan sistem lainnya.

D. DEFINISI PSIKOLOGI
a. Psikologi merupakan studi tentang jiwa atau pikiran.
b. Psikologi merupakan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan proses mental dan perilaku.
c. Psikologi merupakan emosional dan perilaku karakteristik dari seorang individu atau kelompok.
d. Menurut Plato dan Aristoteles psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang hakikat jiwa serta prosesnya sampai akhir.
e. Menurut Wilhelm Wundt psikologi merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari pengalaman-pengalaman yang timbul dalam diri manusia seperti perasaan panca indra, pikiran, merasa (feeling) dan kehendak.

E. SISTEM INFORMASI PSIKOLOGI
Dari penjelsan mengenai pengertian sistem, informasi dan psikologi, dapat disimpulkan bahwa sistem informasi psikologi adalah sistem yang menyediakan informasi-informasi yang berkaitan dengan ilmu psikologi yang dapat dijadikan untuk meningkatkan pengguna dalam pengambilan suatu keputusan terhadap penelitian, perencana, dan pengelolaan.



Jumat, 07 Juli 2017

RESUME FILM


Nama Anggota :
Agva Eko (10514523)
Elwas Prasetyo (13514540)
Muhammad Rizky Karim (17514530)
Salman Alfarizi (19514950)

Tanggal Post: 07-08-2017

AMERICAN PSYCHO

Patrick Bateman (Christian Bale) adalah investor perbankan yang sudah hidup penuh kemewahan meski usianya baru 27 tahun. Bersama teman-temannya, Bateman selalu makan di restoran mewah yang membutuhkan reservasi hanya demi gengsi. Setiap pagi pun ia rutin merawat tubuhnya dengan olah raga rutin dan berbagai produk perawatan wajah. Ditambah memiliki seorang tunangan cantik bernama Evelyn (Reese Witherspoon) tampak begitu sempurna kehidupan Bateman. Tapi nyatanya tidak. Bateman sama sekali tidak menyukai teman-teman dan tunangannya. Kita bisa melihat ia tidak pernah bisa sejalan saat terlibat pembicaraan dengan mereka. Disaat tengah mengutarakan wawasan, opini, serta kepeduliannya pada isu sosial, teman-teman Bateman selalu mentertawakan dirinya. Kita sebagai penonton pun ikut tertawa karena semua itu tidak lebih dari sekedar omong kosong.

Daripada memikirkan seisi dunia yang kepalaran seperti kata-katanya, Bateman lebih terganggu saat rekan-rekan kerjanya memiliki kartu nama yang jauh lebih bagus. Bahkan saat tengah merasa kesal Bateman tidak segan membunuh seorang tuna wisma setelah sebelumnya mengolok-olok pria tersebut. Ya, diluar kehidupannya sebagai pria kaya nan tampan, Bateman adalah seorang pembunuh berantai. Intensi membunuh akan selalu muncul dalam diri Bateman setiap dia merasa kesal, dan ia akan kesal jika ada seseorang yang terlihat lebih mapan, lebih sukses darinya. Dia pun tidak segan membantai Paul Allen (Jared Leto) dengan kapak karena sang pria punya kartu nama terbaik yang pernah ia lihat. Saat menyembunyikan mayat Paul pun yang dikhawatirkan oleh Bateman bukan resiko akan diketahui orang, tapi karena melihat apartemen korbannya itu jauh lebih mahal dari miliknya.

Diadaptasi dari novel berjudul sama karya Bret Easton Ellis, American Psycho begitu kental dengan usaha menjadi sebuah komedi hitam, sebuah satir yang menjadikan mereka para orang kaya sebagai bahan olok-olok. Teman-teman Bateman digambarkan sebagai orang bodoh yang tidak mempedulikan apapun kecuali makan di restoran mewah dan memiliki kartu nama terbaik. Kita juga tidak pernah sekalipun melihat mereka sedang bekerja. Setiap kemunculannya, orang-orang kaya ini diperlihatkan sedang makan malam, minum di bar, berpesta, atau memakai narkoba di toilet. Bateman juga tidak berbeda. Meski kita sering diajak melihatnya di kantor, ia tidak pernah sekalipun tampak bekerja. Yang ia lakukan hanya menggambar di buku agenda atau bicara dengan sang sekretaris Jean (Chloe Sevigny) yang jelas menyukai sang atasan. Setiap janji yang ada di jadwal Bateman pun tidak lebih dari sekedar makan malam bersama teman daripada pertemuan bisnis.


Sutradara Mary Harron berniat memfokuskan film ini sebagai jalan untuk menyindir mereka para orang kaya yang dalam kondisi apapun hanya memikirkan masalah penampilan, kekayaan dan harga diri. Lewat eksplorasi sosok Patrick Bateman-lah Harron coba menyampaikan satir tersebut. Pada awalnya semua itu dihadirkan dengan begitu efektif. Penonton dibawa melihat Bateman melakukan aksi brutalnya sambil selalu membicarakan seleranya yang tinggi terhadap musik-musik Phill Collins, Whitney Houston dan lain-lain. Ada ironi yang hadir saat itu dikala cita rasa tinggi dihadirkan bersamaan dengan kegiatan yang gila seperti membunuh orang atau melakukan threesome. Semua itu membuat karakter Bateman penuh kontradiksi yang makin memperkuat satir filmnya. Beberapa kali saya berhasil dibuat tertawa saat diajak menelusuri isi pikiran sang pembunuh berantai.

Jumat, 02 Juni 2017

Tugas III Psikoterapi Softskill

Nama Anggota :
Agva Eko (10514523)
Elwas Prasetyo (13514540)
Muhammad Rizky Karim (17514530)
Salman Alfarizi (19514950)


Tanggal Post  : 02 Juni 2017



EKSISTENSIAL TERAPI

Istilah psikologi humanistik (Humanistic Psychology) diperkenalkan oleh sekelompok ahli psikologi yang pada awal tahun 1960-an bekerja sama di bawah kepemimpinan Abraham Maslow dalam mencari alternatif dari dua teori yang sangat berpengaruh atas pemikiran intelektual dalam psikologi. Kedua teori yang dimaksud adalah psikoanalisis dan behaviorisme. Maslow menyebut psikologi humanistik sebagai “kekuatan ketiga” (a third force).
Meskipun tokoh-tokoh  psikologi humanistik memiliki pandangan yang berbeda-beda, tetapi mereka berpijak pada konsepsi fundamental yang sama mengenai manusia, yang berakar pada salah satu aliran filsafat modern, yaitu eksistensialisme. Eksistensialisme adalah hal yang mengada-dalam dunia (being-in-the-world) dan menyadari penuh akan keberadaannya (Koeswara, 1986 : 113). Eksistensialisme menolak paham yang menempatkan manusia semata-mata sebagai hasil bawaan ataupun lingkungan. Sebaliknya, para filsuf eksistensialis percaya bahwa setiap individu memiliki kebebasan untuk memilih tindakan, menentukan sendiri nasib atau wujud dari keberadaannya, serta bertanggung jawab atas pilihan dan keberadaannya, dalam hal ini “pilihan” menjadi evaluasi tertinggi dari tindakan yang akan diambil oleh seseorang.

Terapi eksistensial berpijak pada premis bahwa manusia tidak bisa lari dari kebebasan dan bahwa kebebasan dan tanggung jawab berkaitan. Dalam penerapan-penerapan terapeutiknya eksistensial-humanistik memusatkan perhatian pada filosofis yang melandasi terapi. Pendekatan atau teori eksistensial-humanistik menyajikan suatu landasan filosofis bagi orang berhubungan dengan sesama yang menjadi ciri khas, kebutuhan yang unik dan menjadi tujuan konselingnya, dan yang melalui implikasi-implikasi bagi usaha membantu dalam menghadapi pertanyaan-pertanyaan dasar yang menyangkut keberadaan manusia.
Pendekatan eksistensial-humanistik mengembalikan pribadi kepada fokus sentral, sentral memberikan gambaran tentang manusia pada tarafnya yang tertinggi. Ia menunjukkan bahwa manusia selalu ada dalam proses pemenjadian dan bahwa manusia secara sinambung mengaktualkan dan memenuhi potensinya. Pendekatan eksistensial secara tajam berfokus pada fakta-fakta utama keberadaan manusia – kesadaran diri dan kebebasan yang konsisten.
Pendekatan Eksistensial-humanistik berfokus pada diri manusia. Pendekatan ini mengutamakan suatu sikap yang menekankan pada pemahaman atas manusia. Pendekatan Eksistensial-Humanistik dalam konseling menggunakan sistem tehnik-tehnik yang bertujuan untuk mempengaruhi konseli. Pendekatan terapi eksistensial-humanistik bukan merupakan terapi tunggal, melainkan suatu pendekatan yang mencakup terapi-terapi yang berlainan yang kesemuanya berlandaskan konsep-konsep dan asumsi-asumsi tentang manusia.
Konsep-konsep utama Humanistik-eksistensial therapy adalah sebagai berikut :
  • Kesadaran diri
Manusia memiliki kesanggupan untuk menyadari dirinya sendiri, dimana suatu kesanggupan yang unik dan nyata yang memungkinkan manusia mampu berfikir dan memutuskan. Semakin kuat kesadaran diri pada seseorang, maka akan semakin besar pula kebebasan yang ada pada orang itu.
  •  Kebebasan, tanggung jawab, dan kecemasan
Kesadaran atas kebebasan dan tanggung jawan bisa menimbulkan kecemasan yang menjadi atribut dasar pada manusia.
  • Penciptaan makna
Manusia itu unik, mereka berusaha untuk menemukan tujuan hidup dan menciptakan nilai-nilai yang akan memberi makna bagi kehidupannya. Kegagalan dalam menciptakan hubungan yang bermakna akan menimbulkan kondisi isolasi, depersonalisasi, alinesi, dan kesepian. Untuk itu manusia harus mengaktualisasi diri dengan mengungkapkan potensi-potensi manusiawinya.
Tujuan terapeutik dalam terapi humanistik-eksistensial
Terapi eksistensial ini bertujuan untuk :
-Agar klien mengalami keberadaannya secara otentik dengan menjadi sadar atas keberadaan dan potensi-potensi secara sadar bahwa ia dapat membuka diri dan bertindak berdasarkan kemampuannya.
– Meluaskan kesadaran diri klien dan karenanya meningkatkan kesanggupan pilihannya, yakni menjadi bebas dan betanggung jawab atas arah hidupnya
-Membantu klien menghilangkan kecemasan-kecemasan sehubungan dengan tindakan memilih diri dan menerima kenyataan bahwa dirinya lebih dari sekedar korban kekuatan-kekuatan deterministik di luar dirinya.
Fungsi dan peran terapis dalam terapi humanistik-eksistensial
Terapis dalam terapi humanistik eksistensial mempunyai tugas utama, yaitu berusaha untuk memahami klien sebagai sesuatu yang ada di dalam dunia ini. Dimana tekhnik yang digunakannya itu selalui mendahului suatu pemahaman yang mendalam terhadap kliennya. Prosedur yang digunakan bisa bervariasi, tidak hanya dari klien yang satu ke klien yang lainnya, tetapi juga dari satu ke lain fase terapi yang dijalani oleh klien yang sama.
Menurut Buhler dan Allen, para ahli psikologi humanistik memiliki orientasi bersama yang mencakup hal-hal berikut :
-Mengakui pentingnya pendekatan dari pribadi ke pribadi ke pribadi
-Menyadari peran dari tanggung jawab terapis
-Mengakui sifat timbal balik dari hubungan terapeutik
-Berorientasi pada pertumbuham
-Menekankan keharusan terapis terlibat dengan klien sebagai suatu pribadi yang menyeluruh
-Mengakui bahwa putusan-putusan dan pilihan akhir terletak di tangan klie
– Mengakui kebebasan klien untuk mengungkapkan pandangannya
-Mengurangi kebergantungan dari klien terhadapnya
Proses klien mencapai kesembuhan dalam terapi humanistik-eksistensial
Dalam terapi eksistensial, klien mampu mengalami secara subjektif persepsi-persepsi tentang dunianya. Dia harus aktif dalam proses terapeutik, karena dia harus memutuskan ketakutan-ketakutannya, perasaan-perasaan berdosa, dan kecemasan-kecemasannya. Dalam terapi ini klien terlibat dalam pembukaan pintu menuju diri sendiri, dengan membuka pintu yang tertutup, klien mulai melonggarkan belenggu deterministik yang telah menyebabkan dia terpenjara secara psikologis. Lambat laun klien menjadi sadar, apa dia tadinya dan siapa dia sekarang, serta klien lebih mampu menetapkan masa depan macam apa yang diinginkannya. Melalui proses terapi ini klien bisa mengeksplorasi alternatif-alternatif guna membuat pandangan-pandangannya menjadi real.
Teknik-teknik dan prosedur-prosedur terapeutik dalam terapi humanistik-eksistensial
Karena pendekatan humanistik-eksistensial ini tidak memiliki metodelogi, maka sulit mengemukakan langkah-langkah terapeutiknya yang khas, maka daripada itu para terapis eksistensial sering mengambil metode dan prosedur dari terapi gestalt, analisis transaksional, dan psikoanalisis yang diintegrasikan dalam pendekatan eksistensial. Seperti yang dikemukakan Bugental dalam model terapi psikoanalisa, konsep inti psikoanalisis tentang resistensi dan transfrensi bisa diterapkan pada filsafat dan praktek terapi eksistensial, ia menggunakan kerangka psikoanalitik untuk menerangkan fase kerja terapi yang berlandaskan konsep-konsep eksistensial seperti kesadaran, emansipasi dan kebebasan, kecemasan eksistensial, dan neurosis eksistensial.
Metode dan prosedur yang digunakan dalam terapi eksistensial ini juga sangat bervariasi, tidak hanya dari pasien yang satu ke pasien yang lain, tetapi juga dari fase satu kefase yang lain pada pasien yang sama.

Sumber
Corey, Gerald. 2009. Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi. Bandung: Refika Aditama


Sabtu, 29 April 2017

Mengapa Psikoterapi dalam Psikoanalisis menganalisa Psikopatologis berdasarkan perkembangan Psikoseksual ?

Nama Anggota :
Agva Eko (10514523)
Elwas Prasetyo (13514540)
Muhammad Rizky Karim (17514530)
Salman Alfarizi (19514950)


Tanggal Post  : 30 April 2017

Apa yang di maksud dengan Psikoterapi ? Menurut Watson dan Morse (dalam Ariyanto, 2006), psikoterapi sebagai bentuk khusus dari interaksi antara dua orang, pasien dan terapis dimana pasien memulai interaksi karena ia mencari bantuan psikologik dan terapis menyusun interaksi dengan mempergunakan dasar psikologik untuk membantu pasien meningkatkan kemampuan mengendalikan diri dalam kehidupannya dengan mengubah pikiran, perasaan dan tindakannya.
Salah satu tokoh psikoanalisis adalah Sigmund Freud (1856-1939). Sigmund Freud memandang psikopatologi sebagai masalah dalam perkembangan, yaitu terganggunya kepribadian individu pada saat melewati tahap – tahap psikoseksual. Paradigma psikoanalisis bisa dikatakan paling populer dalam bidang psikopatologi dan terapi. Sigmund Freud (1856-1939) yang dianggap sebagai bapak psikoanalisa membagi jiwa ke dalam tiga bagian prinsipil, yaitu : id, ego, dan superego. Id hadir sejak kelahiran manusia yang menjadi bagian dari kepribadian yang membangun semua energi yang menggerakkan jiwa. Id memiliki dua insting, yaitu Eros dan ThanatosEros adalah kekuatan integratif hidup yang disebut libido atau energi seksual yang bergerak di atas prinsip kesenangan (pleasure principle). Ketika memasuki usia enam bulan, bagian kedua kepribadian tumbuh dalam diri manusia yang disebut ego. Tugas utamanya adalah berhubungan dengan realitas melalui fungsi – fungsi perencanaan dan membuat keputusan. Jadi, ego bergerak di atas prinsip kenyataan (reality principle). Bagian ketiga dari kepribadian adalah superego yang membawa standar moral masyarakat. Superego berkembang melalui resolusi dari konflik oedipal yang secara umum hal ini ekuivalen dengan apa yang disebut sebagai nurani atau kata hati (conscience). Freud memandang psikopatologi sebagai masalah dalam perkembangan, yaitu terganggunya kepribadian individu pada saat melewati tahap – tahap psikoseksual.
Psikopatologi menurut psikoanalisis ada beberapa jenis yaitu :

a.       Histeria
Histeria merupakan gangguan fisik misalnya lumpuh, tuli, buta, dst. Yang penyebabnya bukan faktor jasmaniah tetapi faktor kejiwaan. Menurut Freud hysteria merupakan transformasi dari konflik – konflik psikis menjadi malfungsi fisik.

b.      Fobia
Fobia adalah ketakutan yang tidak realistis. Freud memandang gangguan ini sebagai dampak dari kecemasan yang dialihkan, bisa berupa kecemasan yang berkaitan dengan impuls seksual maupun kecemasan akibat peristiwa traumatis.

c.       Obsesi – kompulsif
Obsesi adalah ide tertentu yang selalu melekast pada diri seseorang sedangkan kompulasi adalah dorongan (bersifat paksaan dari dalam) untuk melakukan tindakan tertentu yang sebenarnya tidak perlu secara berulang – ulang.

d.      Depresi
Depresi merupakan gangguan jiwa dengan gejala – gejala perasaan tidak mampu, tidak berguna dan berharga. Menurut Freud, depresi berakar pada kehilangan cinta berkenaan dengan oedipus complex sehingga dia marah pada diri sendiri.

e.       Ketergantungan pada alkohol dan obat – obatan
Menurut Freud ketergantungan seseorang pada alkohol maupun obat – obatan di latar belakangi oleh instink kematian (thanatos) yang ada pada orang yang bersangkutan.

Referensi :
Ariyanto, M Darojat. (2006). PSIKOTERAPI DENGAN DOA. Jurnal Suhuf.
Alwisol. (2005). Psikologi Kepribadian. Malang: Universitas Muhammadyah Malang
http://www.psychologymania.net/2010/04/paradigma-dalam-psikopatologi-


Selasa, 28 Maret 2017

"SEJARAH TERCIPTANYA PSYHCO (JIWA) DARI SEJARAH YUNANI”

Sejarah Psikologi

S
ejarah psikologi dapat ditelusuri pada masa Yunani Kuno. Pada tahun 1600-an, filsuf perancis yang terkenal,Rene  Descartes memperkenalkan konsep dualisme yang menekankan pada tubuh dan pikiran yang pada dasarnya adalah dua entitas terpisah yang berinteraksi bersama untuk membentuk pengalaman.
Pada pertengahan abad ke -19, muncul Wilhelm wundt, seorang ahli ilmu fisiologi jerman yang terkenal akan karya-karyanya, menguraikan hubungan yang paling penting antara fisiologi dan psikologi. Dia mempelajari tentang kesadaran manusia dan berusaha untuk menerapkan metode eksperimental tertentu untuk mempelajari proses mental internal. Proses ini sekarang dikenal dengan introspeksi. Salah satu murid wundt yang paling terkenal,Edward titchener, menjadi salah satu pendiri sekolah psikologi pertama. Edward titchener memunculkan sebuah pemikiran baru yang disebut strukturalisme. Menurut strukturalisme, kesadaran manusia dapat dipecah menjadi bagian-bagian kecil . menggunakan introspeksi, siswa dilatih untuk berusaha memecahkan reaksi dan tanggapan yang paling dasar dari semua persepsi dan sensasi.
Psikologi kemudian berkembang di amerika pada abad ke -19. William james adalah seorang psikolog amerika terkemuka selama periode ini dan prinsip-prinsip psikologi membuatnya menjadi disebut sebagai bapak psikologi Amerika. Konsep dan gagasan William james dikenal dengan nama fungsionalisme. Fungsionalisme terfokus pada perilaku manusia bekerja untuk membantu masyarakat di lingkungan masing-masing. fungsionalisme terfokus pada perilaku manusia bekerja untuk membantu masyarakat di lingkungan masing-masing.fungsionalisme menggunakan metode seperti observasi langsung. Fungsionalisme menekankan pada kenyataan bahwa kesadaran adalah proses yang selalu berubah dan berkelanjutan. Sampai saat itu, psikologi cenderung lebih menekankan pada pengalaman manusia secara sadar. Sigmund freud, dokter Austria yang terkenal karena mengubah wajah psikiologi sedemikian rupa, mengedepankan teori kepribadian yang menekankan pada pentingnya pikiran bawah sadar. Penelitianya dengan orang yang menderita penyakit mental seperti hysteria membuatnya percaya bahwa pengalaman anak usia dini serta impuls bawah sadar kita memberi kontribusi besar terhadap pengembangan kepribadian dan perilaku orang dewasa. Menurutnya, gangguan psikologis pada dasarnya akibat dari konflik tak sadar yang terjadi dalam diri kita, dan yang menjadi tidak seimbang. Teorinya memiliki dampak besar pada psikologi di abad ke 20, yang mempenagruhi bidang lainnya seperti sastra, seni, dan budaya.
Psikologi berkembang secara dramatis selama abad ke 20 dan muncul pemikiran yang dikenal dengan behaviorisme.behaviorisme adalah perubahan yang sangat besar dari semua perspektif teoritis sebelumnya, dan menolak penekanan pada pikiran sadar serta pikiran bawah sadar. Melainkan berusaha untuk membuat disiplin yang lebih ilmiah dengan menekankan pada perilaku yang dapat diamati. Perilaku menekankan pada kenyataan, bahwa materi pelajaran psikologi pada dasarnya adalah perilaku manusia. Dampak dari aliran pemikiran ini sangat besar dan mendominasi selama hampir 50 tahun. Meskipun akhirnya runtuh, prinsip-prinsip dasar behaviorisme masih digunakan sampai sekarang. Metode  terapi sering digunakan untuk membantu anak-anak mengatasi perilaku maladaptive dan belajar keterampilan baru.
Pada pertengahan abad ke 20 ,muncul pemikiran yang kita kenal dengan psikologi humanistic , konsep teoritis yang meletakkan penekankan pada pengalaman sadar.
Displin ilmu psikologi telah mengalami pertumbuhan dan perubahan besar sejak awal kemunculan Wilhelm wundt. Psikologi sejak it uterus berubah dan berkembang membawa perspektif baru. Penelitian psikologis sekarang berfokus pada banyak aspek dari perilaku manusia dan pengalaman, yang mengacu pada factor budaya dan social, serta pengaruhnya pada perilaku manusia.