BAB I
PENDAHULUAN
1.
Pengertian Kreativitas 4 P (Produk, proses, pendorong, dan
pribadi)
Kreativitas adalah
kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan
maupun karya nyata, baik dalam bentuk ciri-ciriaptitude maupun non
aptitude, baik dalam karya baru maupun kombinasi dengan hal-hal yang sudah
ada, yang semuanya itu relatif berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya.
Kreativitas manusia melahirkan pencipta besar yang mewarnai sejarah kehidupan
umat manusia dengan karya-karya spektakulernya.
Definisi Kreativitas 4 P
(Product, Process, Press, and Person), yaitu:
1) Pribadi (Person)
Ditinjau dari aspek
pribadi, kreativitas muncul dari interaksi pribadi yang unik dengan
lingkungannya. Faktor pribadi yang kreatif menurut Roger (dalam Afifa, 2007):
ü Keterbukaan kepada pengalaman;
ü Kemampuan untuk memberikan penilaian secara internal sesuai
dengan lokus pribadinya;
ü Kemampuan untuk secara spontan bereksplorasi bermain dengan
elemen-elemen dan konsep-konsep.
2) Proses (Process)
Menurut Torrance (1988)
kreativitas adalah proses merasakan dan mengamati adanya masalah, membuat
dugaan tentang kekurangan (masalah) ini, menilai, dan menguji dugaan atau
hipotesis, kemudian mengubah dan mengujinya lagi, dan akhirnya menyampaikan
hasil-hasilnya.
3) Pendorong (Press)
Ditinjau dari aspek
pendorong kreativitas dalam perwujudannya memerlukan dorongan internal maupun
eksternal dari lingkungan.
4) Produk (Product)
Definisi produk
kreativitas menekankan bahwa apa yang dihasilkan dari proses kreativitas adalah
sesuatu yang baru, orisinil, dan bermakna.
2.
Definisi Operasional Kreativitas
Operasional kreativitas
merupakan kemampuan yang mencerminkan kelancaran, keluwesan (fleksibilitas),
dan originalitas dalam berfikir, serta kemampuan untuk mengelaborasi
(mengembangkan, memperkaya, memperinci suatu gagasan (Munandar dalam Basuki,
2010)
3.
Definisi Kreativitas Menurut Clark
Menurut Clark, berdasarkan hasil berbagai penelitian tentang
spesialisasi belahan otak, mengemukakan bahwa: “Kretivitas merupakan ekspresi
tertinggi keterbakatan dan sifatnya terintegrasikan, yaitu sintesa dari semua
fungsi dasar manusia yaitu: berfikir, merasa, menginderakan dan intuisi (basic
function of thinking, feelings, sensing and intuiting)”.
BAB II
TEORI-TEORI MENGENAI
KREATIVITAS
1. Teori-teori yang Melandasi Pembentukan Pribadi Kreatif
a. Teori Psikoanalisis
Psikoanalisis adalah
cabang ilmu yang dikembangkan oleh Sigmund Freud dan para pengikutnya, sebagai
studi fungsi dan perilaku psikologis manusia. Psikoanalisis memiliki tiga
penerapan, yaitu:
1) Suatu metoda penelitian dari pikiran;
2) Suatu ilmu pengetahuan sistematis mengenai perilaku
manusia;
3) Suatu metoda perlakuan terhadap penyakit psikologis atau
emosional.
Pribadi kretif dipandang
sebagai seorang yang pernah mengalami traumatis, yang pada umumnya Psikoanalisa
memandang kreativitas sebagai hasil mengatasi suatu masalah, yang biasanya
dimulai sejak di masa anak-anak. Priadi kreatif dipandang sebagai seseorang
yang pernah mempunyai pengalaman traumatis, yang dihadapi dengan memungkinkan
gagasan-gagasan yang disadari dan yang tidak disadari bercampur menjadi
pemecahan inovatif dari trauma. Tindakan kreatif mentransformasi keadaan psikis
yang tidak sehat menjadi sehat. Teori ini terdiri dari:
∆ Teori Sigmund Freud
Menurut beberapa pakar
Psikologi, kemampuan kreatifitas merupakan ciri kepribaidan yang menetap pada
lima tahun pertama dari kehidupan. Sigmund Freud (1856-1939) adalah tokoh utama
yang menganut pandangan ini. Ia menjelaskan proses kreatif dari mekanisme
pertahanan, yang merupakan upaya tak sadar untuk menghindari kesadaran mengenai
ide-ide yang tidak menyenangkan atau yang tidak dapat diterima. Karena
mekanisme pertahanan mencegah pengamatan yang cermat dari dunia, dan karena
menghabiskan energi psikis, mekanisme pertahanan biasanya merintangi
produktifitas kreatifitas. Sehingga biasanya mekanisme pertahanan merintangi
produktivitas kreatif. Meskipun kebanyakan mekanisme pertahanan menghambat
tindakan kreatif, namun justru mekanisme sublimasi justru merupakan penyebab
utama dari kreativitas.
∆ Teori Ernst Kris
Menekankan bahwa
mekanisme pertahanan regresi seiring memunculkan tindakan kreatif. Orang yang
kreatif menurut teori ini adalah mereka yang paling mampu “memanggil” bahan dari alam pikiran tidak sadar. Seorang yang kreatif
tidak mengalami hambatan untuk bisa “seperti anak” dalam pemikirannya.
Mereka dapat mempertahankan “sikap
bermain” mengenai
masala-masalah serius dalam kehidupannya. Dengan demikian mereka mampu malihat
masalah-masalah dengan cara yang segar dan inovatif, mereka melakukan regresi
demi bertahannya ego (Regression in The Survive of The Ego).
∆ Teori Carl Jung
Carl Jung (1875-1967)
percaya bahwa alam ketidaksadaran (ketidaksadaran kolektif) memainkan peranan
yang amat penting dalam pemunculan kreativitas tingkat tinggi. Dari
ketidaksadaran kolektif ini timbil penemuan, teori, seni dan karya-karya baru
lainnya.
b. Teori Humanistik
Teori Humanistik melihat
kreatifitas sebagai hasil dari kesehatan psikologis tingkat tinggi. Tokoh-tokoh
aliran humanistik percaya bahwa kreatifitas dapat berkembang selama hidup. Adapun
tokoh-tokohnya adalah:
∆ Teori Abraham Maslow
Menurut Abraham Maslow
(1908-1970) pendukung utama darim teori humanistik, manusia mempunyai
naluri-naluri dasar yang menjadi nyata sebagai kebutuhan. Kebutuhan ini harus
dipenuhi dalam urutan hierarki seperti kebutuhan primitif muncul pada saat
lahir dan kebutuhan tinggi berkembang sebagai proses pematangan individu.
Kebutuhan-kebutuhan itu, diwujudkan Maslow sebagai hirarki kebutuhan manusia,
dari yang terendah hingga yang tertinggi. Kebutuhan tersebut adalah sebagai
berikut:
· Kebutuhan fisik/biologis
· Kebutuhan akan rasa aman
· Kebutuhan akan rasa
dimiliki (sense of belonging) dan cinta
· Kebutuhan akan penghagaan
dan harga diri
· Kebutuhan aktualisasi /
perwujudan diri
· Kebutuhan estetik
Kebutuhan-kebutuhan
tersebut mempunyai urutan hierarki. Keempat Kebutuhan pertama disebut
kebutuhan “deficiency”. Kedua Kebutuhan berikutnya (aktualisasi diri
dan estetik atau transendentasi) disebut kebutuhan “being”. Proses perwujudan diri erat kaitannya dengan kreativitas. Bila
bebas dari neurosis, orang yang mewujudkan dirinya mampu memusatkan dirinya
pada yang hakiki. Mereka mencapai“peak
experience” saat mendapat
kilasan ilham (flash of insight).
∆ Teori Rogers
Carl Rogers (1902-1987) tiga kondisi internal dari pribadi yang
kreatif, yaitu:
· Keterbukaan terhadap
pengalaman
· Kemampuan untuk menilai
situasi patokan pribadi seseorang (internal locus of evaluation)
· Kemampuan untuk
bereksperimen, untuk “bermain” dengan konsep-konsep.
Apabila seseorang
memiliki ketiga ciri-ciri ini maka kesehatan psikologis sangat baik. Orang
tersebut diatas akan berfungsi sepenuhnya menghasilkan karya-karya kreatif, dan
hidup secara kreatif. Ketiga ciri-ciri atau kondisi tersebut uga merupakan
dorongan dari dalam (internal press) untuk kreasi.
c. Teori Cziksentmihalyi
Ciri pertama yang
memudahkan tumbuhnya kreativitas adalah Predisposisi genetis (genetic
predispotition). Contoh seorang yang system sensorisnya peka terhadap warna
lebih mudah menjadi pelukis, peka terhadap nada lebih mudah menjadi pemusik.
Minat pada usia dini pada ranah tertentu. Minat menyebabkan seseorang terlibat
secara mendalam terhadap ranah tertentu, sehingga mencapai kemahiran dan
keunggulan kreativitas. Akses terhadap suatu bidang. Adanya sarana dan
prasarana serta adanya pembina/mentor dalam bidang yang diminati sangat
membantu pengembangan bakat.
Kemampuan berkomunikasi
dan berinteraksi dengan teman sejawat di tambah tokoh-tokoh penting dalam
bidang yang digeluti, memperoleh informasi yang terakhir, mendapatkan
kesempatan bekerja sama dengan pakar-pakar dalam bidang yang diminati sangat
penting untuk mendapatkan pengakuan dan penghargaan dari orang-orang penting.
Orang-orang kreatif ditandai adanya kemampuan mereka yang luar biasa untuk
menyesuaikan diri terhadap hampir setiap situasi dan untuk melakukan apa yang
perlu untuk mencapai tujuannya.